AKU DAN KEABADIAN
Ini adalah tulisan tentang aku..
Tentang aku manusia fana yang
mengharap dapat selamanya berkontribusi dalam dunia yang ku tinggalkan. Yang
aku harapkan tetap dapat mengajari anak cucuku tentang apapun yang aku tau. Aku
yang menginginkan mereka memikirkan apa yang aku fikirkan.. aku yang
mengharapkan mereka tahu bahwa ilmu yang mereka miliki tak akan pernah lekang
bahkan oleh kematian sekalipun.
Wahai generasiku...
Ilmu pengetahuan merupakan satu
anugerah paling berharga yang Allah turunkan untuk mu. Kau tau kita tak
memiliki bisa sebagaimana ular, namun dengan akal yang kau bekali dengan ilmu,
kau dapat mengalahkan dia. Kau tau harimau yang paling garang, bertaring, punya
kekuatan yang jauh lebih kuat darimu. Namun dengan ilmu mu kau bisa menjinakkan
dia. Allah adil. Jangan engkau mendzalimi dirimu dengan kebodohan. Jangan
engkau mendzalimi hidupmu hanya dengan kau habiskan untuk duniawi.
Wahai anakku...
Dulu, aku selalu berharap dapat
membaca seluruh isi perpustakaan seumur hidupku. Sebab aku hanya akan
menghabiskan seluruh hidupku di satu sudut bumi ini saja dan langkah kakiku
sangatlah terbatas. Buku menceritakan apapun yang belum mampu aku lihat,
penulis-penulis yang briliant itu mengutarakan ide-idenya yang cemerlang,
segala pengetahuan mereka yang tak terbatas. Belajarlah dari mereka juga
anakku.. pengalaman adalah guru yang paling berharga. Namun pengalaman tidak
harus pengamalan. Belajarlah juga dari mereka. Dari jatuh bangun mereka, dari
kesalahan orang-orang yang ada di masa lalu karena sepanjang hidupmu tak akan
cukup untuk melakukan semua kesalahan itu.
Nak......
Ilmu dan pengetahuan yang kita
miliki, bagaikan cermin bagi kita untuk bersikap dan menentukan bagaimana orang
lain akan memperlakukan kita. Dikarenakan ilmu adalah karunia diatas segala
karunia. Melebihi rupa maupun harta.
Kecantikan akan melebur seiring
dengan menuanya usia, sedang harta adalah perhiasan dunia yang akan kau
tinggalkan. Harta hanyalah titipan yang dapat diambil Allah kapanpun dengan
cara yang beragam. Semakin banyak harta maka semakin kuat kita harus menjaga,
namun semakin melimpah ilmu yang kita miliki, semakin kuat ilmu menjaga kita.
Semakin menua, orang yang berilmu akan semakin bijaksana dan dihormati oleh
generasinya. Ingatlah... ilmu pengetahuan yang membedakanmu dari makhluq Allah
yang lain. ilmu pengetahuan yang membuatmu sempurna dibandingkan dengan makhluq
Nya di seluruh semesta.
Wahai cucuku....
ketahuilah.. sebagaimana Rasulmu
dahulu pernah bersabda bahwasannya ilmu itu bagaikan hewan buruan. Kau harus
mengikatnya agar tak lepas.. kau tau bagaimana cara mengikatnya?.. ya.
Menulislah. Tulisan membuatmu teringat meski puluhan tahun mungkin telah
berlalu, tulisan membuatmu tetap dibaca sekalipun kau telah wafat. Pada
akhirnya generasimu dapat mempelajarinya, untuk diajarkan kembali,, diajarkan
kembali dan diajarkan kembali.. kau tau nak,, pahalamu tak terputus dan paling
beruntungnya manusia adalah saat nafasnya telah terhenti namun pahalanya tetap
mengalir dan menemanimu dalam kuburmu..
Buku menghantarkan aku kepada
keabadian. Meskipun aku telah mati dan tak akan pernah dapat ditemui di bumi,
namun goresan penaku, buah pemikiranku akan selalu dapat kau tatap. Kau akan
membacanya, mempelajarinya, kau akan tetap dapat mengenalku sedekat bumi dan
telapak kaki. Aku menulis bukan karena aku hebat.. tidak harus mumpuni untuk
menulis.. kau hanya butuh kemauan dan kesepenuh hatian. Menulislah dari hati
karena ia akan jatuh dihati pula. Jangan
menunda lagi seakan-akan kau dapat menunda kematianmu.
Satu yang tak boleh kau lupa..
Ilmu Allah sangatlah melimpah.
Bahkan jika seluruh air samudra di dunia ini dijadikan tinta untuk menulisnya,
niscaya tak akan cukup. Jangan pernah merasa bangga.. apalagi merasa cukup
dengan buku yang telah khatam kau baca, juga pengetahuan yang kau rasa telah
memadai. Sebab jika kau merasa matang, maka itu pertanda bahwa sebentar lagi
kau akan busuk. Tetap rendahkan hatimu. Menjadi padi yang kian berisi kian
merunduk. Semakin kau tau maka semakin kau tau betapa bodohnya dirimu.
Menulislah dengan baik sebaik
tujuanmu menulis. Untuk mendapatkan ridho Tuhanmu, untuk menjaga ilmu-ilmu Nya
yang telah dititipkan kepadamu, sebagai bentuk tablighmu, sebagai bentuk
amanahmu. Sucikanlah niatmu sebab saat niat mu terkotori oleh nafsu duniawi, maka keridhoan tidak akan
pernah engkau dapatkan dan Pahala yang terus mengalir jangan pernah engkau
tunggu.
Jadilah generasi keabadianku.
Bacalah... bacalah.. bacalah... sebab bila kau tak suka membaca bagaimana kau
akan memaksa orang lain untuk membaca tulisanmu. Membaca membuat tulisanmu
menjadi berisi dan berkualits. Maka dari itu jangan hanya kau mengambil salah
satu, tapi terapkan lah keduanya. Membaca agar kau mengenal dunia dan menulis
agar dunia mengenalmu.
Diantara tantangan dalam menulis
adalah berfikir sebaga pencipta dan pembaca pada saat bersamaan. Namun aku tau
kau pasti mampu, tugasmu hanyalah menulis kebenaran sehingga yang kau tuai
adalah kebenaran pula. Dengan menulis kau tengah membangun peradaban. Kau telah
ikut berperan dalam panggung sejarah dan dengan peran yang paling mulia, yakni
edukasi.
Pena merupakan satu hal yang paling
ditakuti oleh para pemimpin dunia nak.. pena lebihlah tajam daripada pedang.
Dengan pena engkau dapat merubah apapun. Apapun yang telah engkau tumpahkan
lewat penamu, ia tak akan dapat kau tarik lagi. Oleh karena, tulislah segala
sesuatu yang sekira kau tak akan menyesalinya. Sebab tulisan adalah cerminan
bagaimana cara kau berfikir dan kau sedang mengajak dunia untuk mengikuti cara
fikirmu.
Nak...
Engkau masih belia. Tenagamu
sempurna dan kau memasuki bagian dari usia muda yang selalu dibanggaan oleh
seluruh bangsa. Aku kembali mengulangi pesanku.. mengabdilah nak...
mengabdilah.. mengabdilah untuk keabadian. Membacalah dan menulislah.. Agar kau
dikenal tidak hanya oleh generasimu, tapi juga generasi sesudahmu, dan kau juga
dapat mengennal generasi-generasi sebelummu.
Inilah tulisanku.. wujud
keabadianku... yang dapat kau baca kapanpun kau mau... ikutilah nasehatku
niscaya kau tak akan menyesal. Satu ungkapan favoritku yang terakhir ingin aku
tulis adalah, ini tentang si dia yang abadi, seorang yang dikenang oleh sejarah
dari geberasi ke generasi, praemodia ananta toer yang mengatakan “tahu kau
mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun?.. karena kau menulis. Suaramu tak
akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari”